RUANG tamu itu telah berganda fungsinya, juga sebagai ruang kerja. Seorang pria tengah konsentrasi mengetik di laptop.
Seperti itulah pemandangan yang Bintang lihat saat berkunjung ke rumah artis dan komedian Dicky Chandra (39) pada Rabu (18/12) lalu. Saat itu mantan Wakil Bupatu Garut, Jawa Barat, ini tengah dikejar deadline untuk menyelesaikan skenario sinetron komedi yang akan tayang di Trans 7. Dicky tidak hanya penulis skenario tetapi juga merangkap beberapa jabatan seperti produser, sutradara, dan pemain.
"Maklum hemat bujet. Ini proyek pertama rumah produksi saya," Dicky menjelaskan alasannya merangkap jabatan.
Pemilik rumah produksi DCN Visitama ini berterus terang, konsentrasinya sedikit buyar dalam menulis skenario karena cobaan yang berat tengah menimpa Cindy (18), putri sulungnya Cindy pada Selasa (17/12) pagi menjalani operasi untuk mengangkat benjolan yang didiagnosis dokter sebagai kanker. "Maaf, saya tidak bisa menjelaskan jenis kanker dan di bagian mana. Kasihan, dia sempat syok dengan pemberitaan infotainment yang menyebutkan jenis kanker dan letak kanker yang dia derita," Dicky memberi alasan.
Kanker yang diidap Cindy sempat membuat Rani, istri Dicky, panik. "Saya telat mengetahui ada benjolan pada tubuh Cindy. Saya baru tahu 4 hari sebelum operasi; Cindy memberi tahu ada benjolan aneh di salah satu bagian tubuhnya. Dia juga merasakan sakit pada benjolan itu," beber Rani Permata (36).
Gara-gara "Junk Food"
Rani langsung memeriksakan Cindy ke dokter. Betapa terkejut Rani dan Dicky, ketika mengetahui benjolan itu adalah kanker. "Saya dan Kang Dicky syok dan sedih," ucap Rani yang masih aktif main sinetron ini. Dokter menyarankan agar benjolan itu diangkat melalui operasi. "Mumpung benjolannya belum besar, kami memutuskan untuk mengambil benjolan itu," ucap Rani.
Rani memberi penjelasan yang jelas dan detail kepada putrinya tentang benjolan di tubuhnya. ÂSaya juga menjelaskan, jika benjolan itu diambil, tidak akan memengaruhi kecantikan dan rasa percaya dirinya sebagai wanita. Akhirnya Cindy bisa menerimanya dan siap dioperasi, tutur Rani.
Operasi dilakukan Selasa (17/12) lalu di Rumah Sakit Permata Cibubur. Operasi berjalan lancar, bahkan Rabu (18/12) Cindy sudah meninggalkan rumah sakit. "Alhamdulillah, benjolan itu belum terlalu besar jadi memudahkan dokter dalam mengambilnya," ucap Rani, yang tegang selama anaknya menjalani operasi, bersyukur. Rani juga bersyukur kanker itu kini sudah tidak ada di tubuh anaknya.
Keluarga mereka tidak ada yang mengidap kanker. Makanya Rani tidak pernah menyangka anaknya mengidap kanker. Berdasarkan keterangan dokter, kanker yang dialami Cindy disebabkan pola makan yang salah. "Kanker yang menimpa Cindy, (penyebabnya) karena dia sering makan junk food," sesal Rani.
Sebagai orang tua, Rani mengakui kurang memperhatikan pola makan anak-anaknya. Maka anak-anaknya lebih sering makan junk food dibanding sayur-sayuran dan buah-buahan segar. "Sejak kecil Cindy itu tidak suka sayuran dan buah-buahan. Kesalahan saya, saya tidak pernah berusaha memaksanya agar tetap mengonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan. Berdasarkan penjelasan dokter, jika anak saya sering makan sayur-sayuran dan buah-buahan, benjolan itu bisa terkikis atau hancur," Rani menjelaskan. Berdasarkan pengalaman anaknya itu, Rani berpesan agar ibu-ibu membiasakan anak-anak mengonsumsi sayuaran dan buah sejak sedini mungkin.
Kesulitan Ekonomi
Operasi Cindy menghabiskan puluhan juta rupiah. Hal ini membuat Rani tidak enak hati dengan Dicky. Maklum, dalam 5 bulan terakhir keluarga ini tengah kesulitan keuangan. Sebagian uang yang digunakan untuk biaya operasi Cindy, rencananya untuk biaya produksi sinetron perdana yang diproduseri Dicky.
Di luar dugaan Rani, Dicky malah justru menenangkannya. "Ini semua, kan musibah. Siapa, sih yang menginginkan musibah? Mudah-mudahan cobaan ini makin meningkatkan iman kami kepada Allah SWT," ucap Dicky. Dicky mengakui, setelah Lebaran kesulitan keuangan membelitnya. Dia tidak menyangka sinetron garapannya putus di tengah jalan. "Saya sempat bingung harus berbuat apa untuk mencari uang," imbuhnya.
Melihat keuangan keluarga menipis, Dicky dan Rani mengumpulkan anak-anak. Memberi tahu mereka tentang kesulitan keuangan ini. "Alhamdulillah anak-anak bisa mengerti dan bersedia ikat pinggang," ungkap Rani.